Kamis, 22 Desember 2011

Askep Congestive Heart Failure

ASUHAN KEPERAWATAN CONGESTIVE HEART FAILURE


Jantung merupakan struktur kompleks yang terdiri dari jaringan fibrosa, otot-otot jantung dan jaringan konduksi listrik. Jantung mempunyai fungsi utama untuk memompakan darah. Hal ini dapat dilakukan bila kemampuan otot jantung memompa cukup baik. Bila ditemukan ketidaknormalan pada salah satu pada salah satu bagian di atas maka akan mempengaruhi efisiensi pemompaan dan kemungkinan dapat menyebabkan kegagalan dalam memompa yang disebut sebagai gagal jantung, kegagalan jantung, payah jantung, dekompensasio cordis, gagal jantung kongestif (congestive heart failure (CHF)), heart failure, dan lain-lain.

A. Pengertian
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis adanya kelainan fungsi jantung akibat gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan/atau kemampuannya hanya kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri.(Braunwald, 1992)
Gagal jantung kongestif adalah suatu sindrom klinis yang rumit yang ditandai dengan adanya abnormalitas fungsi ventrikel kiri dan regulasi neurohormonal, disertai dengan intoleransi kemampuan kerja fisik, retensi cairan, dan memendeknya umur hidup.(Packer, 1990)

B. Etiologi
Menurut Backward dan Forward kalau ventrikel gagal mengosongkan darah maka:
1. Isi dan tekanan (volume dan pressure) pada akhir fase diastolic (end-diastolic pressure) meninggi.
2. Isi dan tekanan akan meninggi pada atrium bagian belakang ventrikel yang gagal
3. Atrium ini akan bekerja lebih (sesuai dengan hukum Frank-Starling).
4. Tekanan pada vena dan kapiler di belakang ventrikel yang gagal akan meninggi.
5. Terjadi transudasi pada jaringan interstitial (baik pulmonal maupun sistemik).



Sebab-sebab Gagal Jantung Secara Menyeluruh
A. Kelainan Mekanis
1. Peningkatan beban tekanan:
a. Sentral (stenosis aorta)
b. Perifer (hipertensi sistemik)
2. Peningkatan beban volume (regurgitasi katup, pirau, peningkatan beban awal)
3. Obstruksi terhadap pengisian ventrikel (stenosis mitralis atau trikuspidalis)
4. Tamponade pericardium
5. Restriksi endokardium atau miokardium
6. Aneurisme ventrikel
7. Disinergi ventrikel
B. Kelainan Miokardium
1. Primer
a. Kardiomiopati
b. Miokarditis
c. Kelainan metabolic
d. Toksisitas (alcohol, kobalt)
e. Presbikardia
2. Kelainan dis-dinamik sekunder (sekunder terhadap kelainan mekanis)
a. Kekurangan oksigen (penyakit jantung koroner)
b. Kelainan metabolic
c. Inflamasi
d. Penyakit sistemik
e. Penyakit paru obstruksi menahun (PPOM)
C. Berubahnya irama jantung atau urutan konduksi
1. Henti jantung
2. Fibrilasi
3. Takikardia atau bradikardi yang berat
4. Asinkroni listrik, gangguan konduksi
Darl Husrt JW, et.al: The Heart, vol 1, ed 7, New York, 1990, McGraw-Hill Book Co

C. Patofisiologi

















D. Pengkajian
Gejala-gejala yang ringan permulaan muncul pada latihan/aktivitas fisik yang berat kemudian semakin lama terjadi penurunan toleransi aktivitas yang lebih ringan. Adapun gejala-gejala antara lain:
Gagal jantung kiri Gagal jantung kanan
Dispnea
Ortopnea
Dispnea noctural paroksismal (PND) spesifik gagal jantung kiri
Asma kardial
Batuk nonproduktif
Hemoptisis
Crackles paru
Gallop atrial
Gallop ventrikel
Pernapasan Cheyne Stokes
Radiografi kongestif vaskuler pulmonal
Peningkatan jugularis vena pressure (JVP)
Curah jantung rendah
Hepatomegali
Gejala saluran cerna: anoreksia, rasa penuh, atau mual
Edema perifer
Nokturia, Asites, Edema anasarka
Kulit pucat dan dingin
Kakeksia kardia
Takikardia hipotensi sistolik
Penurunan bunyi napas

Klasifikasi Gagal Jantung
I : Tidak gagal
II : Gagal ringan sampai menengah
III : Edema pulmonal akut
IV : Syok kardiogenik
Laboratorium & Foto Rontgen
Hiponatremia
Hiperkalemia
BUN dan kreatinin meningkat
Berat jenis urin meningkat
Pemanjangan masa protrombin ringan
Peningkatan bilirubin dan enzim hati, AST dan fosfatase alkali
Foto dada AP dan Radiografi
E. Penanganan
Panduan Penanganan Gagal Jantung Kronik
1. Pembatasan aktivitas fisik
a. Hentikan olah raga dan kerja yang berat
b. Hentikan kerja purna waktu atau aktivitas yang setara, mulai terapkan adanya fase istirahat siang
c. Terbatas di rumah
d. Terbatas di tempat tidur, kursi
2. Pembatasan asupan natrium
a. Singkirkan botol garam di atas meja makan (Na = 1,6 – 2,8 gram)
b. Jangan memberi garam sewaktu memasak dan singkirkan botol botol garam di atas meja makan (Na = 1,2 – 1,8 gram)
c. Laksanakan a.dan b dan diet rendah natrium (Na = 0,2 – 1,0 gram)
3. Glikosida digitalis
a. Dosis rumatan biasa
b. Dosis yang ditoleransi maksimal
4. Diuretik
a. Diuretik sedang (seperti tiazid)
b. Diuretic simpai (seperti furosemid)
c. Diuretic simpai dan diuretik tubulus distal (hemat kalium)
d. Diuretic simpai, tiazid, dan diuretik tubulus distal (hemat kalium)
5. Vasodilator
a. Kaptopril, enapril, atau kombinasi dari hidralazin dan isosorbid dinitrat
b. Intesifikasi rejimen vasodilator oral
c. Nitroprusid intravena
6. Agen inotropik lain: dopamine, dobutamin, amniron
7. Tindakan khusus
a. Pertimbangkan transplatasi jantung
b. Dialysis
c. Sirkulasi yang dibantu: pompa balon intraaorta (IABP), alat bantu ventrikel kiri (LVAD), jantung buatan



Photobucket